Selasa, 07 April 2009

HIV/AIDS on The Morning RRI Natuna

Ranai, 07 April 2009

Tadi pagi sekitar pukul 07.00 wib, iseng-iseng gue nyetel radio di handphone trus searching siaran secara automate eh larinya ke saluran RRI Natuna, ternyata direktur RSUD Natuna dr. syamsu rizal lagi on air ups salah! Ternyata hanya rekaman hasil wawancara dan dalam rekaman itu beliau menyatakan bahwa ada satu orang lagi ( One person lagi choy ) yang dinyatakan positif HIV/AIDS , hal ini kemudian mengingatkan gue dimana sekitar 3 Bulan yang lalu kalo ga salah (Kalo nggak salah pasti bener he3..) sekitar bulan januari menyebar issue juga bahwa ada sekitar 5 orang yang dinyatakan positif HIV/AIDS dan issue itu kemudian begitu cepat menyebar dikalangan masyarakat. Secara tidak langsung hal ini ternyata berdampak pada diri gue pribadi sebagai seorang tenaga promosi kesehatan terlebih lagi kasus ini terjadi di Wilayah kerja tempat gue bertugas, gue kemudian merasa punya tanggung jawab moral untuk melakukan sesuatu, namun pada saat itu gue begitu bingung untuk mulai melakukan apa..dalam kondisi demikian gue kemudian sadar bahwa gue harus bisa bertindak dengan mempertimbangkan kapasitas gue, akhirnya muncullah solusi untuk melakukan sosialisasi HIV/AIDS kedesa-desa dan sekolah-sekolah.Menurut gue saat itu, inilah sesuatu yang harus gue lakuin sesuai dengan proporsi dan kapasitas gue.


Akhirnya dengan berbekal SPT, Daftar Hadir, Poster, Brosur,Sound System, Power Point ( bekal transport, doku dan konsumsi gak ada coy he3) gue dan Kapuspun udah siap tempur turun lapangan ( Batu Gajah, Sepempang, SMUN 1 Ranai, SMUN 2 Ranai ). Dari Hasil turun lapangan dapat gue simpulkan bahwa sebenarnya masyarakat kita belum siap menerima Publikasi-publikasi adanya kasus-kasus HIV/AIDS hal ini dikarenakan masyarakat belum cukup pengetahuan mengenai HIV/AIDS, ODHA, siapa Lembaga yang berwenang melakukan penanganan dan sebagainya dan akhirnya publikasi2 (Issue) itu ternyata hanya memberikan efek paranoid, kecurigaan dan lain-lain di kalangan masyarakat. Buktinya ketika gue turun lapangan masyarakat lebih tertarik mengetahui siapa2 aja yang sudah positif HIV/AIDS, trus asalnya darimana, profesinya darimana, yang lebih parah lagi mereka ada yang member solusi untuk mengusir aja orang-orang yang dinyatakan HIV/AIDS, beberapa istri kemudian mencurigai suaminya dan banyak lagi deh…eh ada yang lupa, intinya masyarakat lebih penasaran untuk mengetahui issue penderita ketimbang untuk mengetahui apa sebetulnya HIV/AIDS itu.

Gue kemudian hanya berpikir dan bergumam dalam hati tapi nggak sampai menggerutu dan menyumpah serapah coy he3…apakah ketika muncul keputusan untuk melakukan publish ke khalayak ramai, itu sudah dipertimbangkan efek yang ada dan terjadi dimasyarakat. Publikasi itu memang dirasa perlu tapi sangat perlu dipertimbangkan juga antara proporsi isi publikasi dan sasaran yang dituju. Menurut gue ( Siapa sich gue, kayanya nggak penting banget he3 ) harusnya publikasi adanya temuan-temuan yang dinyatakan positif itu lebih disarankan kepada para pengambil kebijakan, petugas kesehatan dan lembaga-lembaga yang punya wewenang untuk segera melakukan tindakan penanganan dan untuk ke masyarakat cukup diperbanyak kegiatan sosialisasi mengenai HIV/AIDS itu sendiri, Kalaupun kemudian sudah dirasa perlu untuk melakukan publish kemasyarakat umum, tolonglah dibuka lembaga konseling untuk dikabupaten, RSUD udah punya konselor, RSUD dan PKM udah bisa dilakukan VCT, ARV cukup dan udah tersedia, program-program mengenai HIV/AIDS diperbanyak lagi ( Kalo bisa kegiatan yang lebih bersifat promotif, preventif dan provokatif he3)….kayanya yang terakhir misi pribadi he3.
Akhir kata, tulisan ini bukan bermaksud untuk menyindir, menyenggol, menceramahi, sok tahu, tempe, molen, martabak nah loe makin nggak nyambung he3 ataupun apalah yang jelas ini hanya curahan hati dari seorang yang lagi belajar nulis he3..so kalo ada yang ngawur tolong dikasih saran asal jangan dimarahi…mohon maaf jika ada yang salah-salah kata. Wassalam ( Djay Blog On )


1 komentar:

  1. Say lakukan terus sosialisasi mu di Ranai Natuna itu perbuatan mulia, sebab saya juga pernah di natuna , apalagi masyarakat setempat haus dengan hiburan, sehingga pada hari -hari besar/peringatan tertentu panitia mendatangkan cewek-cewek dari pontianak untuk menghibur masyarakat narai, dan berjoget bersama//

    BalasHapus

Komentar Anda